Nilai Estetis dalam Gerak Tari

      Hasil karya seni merupakan ungkapan perasaan yang dibentuk dari unsur-unsur yang dipadu menjadi satu kesatuan yang untuh untuk dapat dinikmati secara estetis.  Untuk memahami keindahan hasil karya seni, masing-masing mempunyai tolak ukur atau kriteria sendiri, misalnya pada gaya Surakarta nilai-nilai keindahan tari terangkum dalam hasta sawanda serta wiraga, wirama, dan wirasa.
      Adapun hasta sawanda berarti delapan, sa/ esa artinya satu, wanda artinya muka atau badan. Jadi, hasta sawanda berarti delapan ketentuan normatif yang menjadi satu kesatuan untuk diterapkan bagi seorang penari agar membawakan suatu tarian dengan baik. Unsur-unsur pada hasta sawanda yaitu sebagai berikut . 
1. Pacak  : Suatu norma atau ketentuan yang meliputi keseluruhan ekspresi gerak setiap tarian yang harus diterapkan dan ditaati. 
2. Pancat : Pola kesinambungan antara motif gerak lainnya yang dirangkai secara berurutan, serasi dan menyatu. 
3. Ulat     : Sikap pandangan, polatan, atau ekspresi wajah ketika menari supaya mencapai dramatik peran yang dibawakan, seperti ekspresi gembira, sedih gelisah, dan sebagainya. 
4. Lulut   : Hafal secara keseluruhan dengan insting sehingga gerakan-gerakan tarinya akan keluar dengan sendirinya tanpa harus mengingat atau menghafal. 
5. Wiled   : Kreativitas yang menjadi ciri (gaya) setiap penari yang diterapkan saat melakukan gerakan tari. 
6. Luwes  : Gerakan tari yang luwes dan enak dipandang yang biasanya dipengaruhi faktor pembawaan atau bakat seseorang. 
7. Irama  : Ketukan-ketukan terntentu yang mengatur cepat lambatnya gerakan tari .
8. Gending : Seorang penari harus memahami dan mampu menerapkan bentuk-bentuk gending sebagai iringan tari serta dapat memgetahui saat jatuhnya ketuk, kenong, kempul. 

Comments

Popular posts from this blog

PEMBENTUKAN PANITIA PERGELARAN TARI part 2 (House Manager dan Tim Artistik)

PEMBENTUKAN PANITIA PERGELARAN TARI (tim Produksi)

MODIFIKASI OBJEK SENI RUPA TIGA DIMENSI part 2 (Jenis Patung)